Thursday, May 30, 2013

Hukum Cambuk (Hukum Sebat) Brigadir Irwanuddin Dicambuk Sendirian


ini gmbr paper cutting hukuman sebat di pulau sabang hr selasa lps zohor. yg kena sebat seorg polis yg berjudi.





* Dua Terhukum Lainnya Menghilang

SABANG – Anggota Polres Sabang, Brigadir Irwanuddin yang terbukti berjudi, akhirnya dicambuk di halaman sisi kiri Masjid Babussalam, Kota Sabang, selepas shalat Zuhur, Selasa (28/5). Tapi pencambukan itu diprotes warga, karena terhukum kasus maisir lainnya, yakni Muliadi dan Sulastri alias Sule (wanita), keduanya warga sipil, tidak ikut dieksekusi kemarin lantaran keburu menghilang dari Kota Sabang.
Selain ratusan massa, eksekusi cambuk anggota polres itu disaksikan juga oleh Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam, Kapolres Sabang AKBP Chomariasih, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Sabang Yacob Saleh, Pelaksana Harian Kepala Kejaksaan Sabang Jazuli, perwakilan Danlanudal, dan Lanal Kota Sabang. 

Amatan Serambi, ratusan warga, tak terkecuali kaum ibu yang membawa anak-anaknya, datang dari berbagai penjuru Kota Sabang ke tempat eksekusi. 

Eksekusi cambuk baru dimulai pukul 14.16 WIB. Irwanuddin tiba di halaman masjid dibawa naik mobil Kijang pelat merah BL 248 AM milik Kejaksaan Negeri Sabang. Ia mengenakan kemeja lengan panjang merah bata dan berjalan menunduk saat melewati kerumunan warga. Ia langsung dibawa masuk ke ruangan balai samping masjid untuk diperiksa kesehatannya oleh tim medis yang telah disiagakan di lokasi.

Menjelang hendak dicambuk, pihak kejaksaan menyampaikan tata cara uqubat (hukuman) cambuk yang akan diterima Irwanuddin sebanyak enam kali, karena terbukti berjudi. Perbuatannya itu melanggar Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2003 tentang Maisir (Judi).

Belum habis pihak kejaksaan memberi penjelasan, tiba-tiba terdengar suara-suara sumbang dari kerumunan warga, begitu mereka mengetahui dua pelaku judi lainnya, yakni Muliadi dan Sulastri, tidak hadir untuk dicambuk bersama Irwanuddin. Warga pun berteriak, tidak adil, tidak adil. 

Suasana yang sempat riuh akhirnya reda tatkala sang eksekutor (algojo) bersiap-siap hendak mengeksekusi. Prosesi cambuk berjalan lancar tanpa ada gejolak. Irwanuddin terus menunduk saat digiring petugas menuju ke sebuah balai di kompleks masjid.

Sebagaimana diberitakan terdahulu, eksekusi cambuk itu gagal terlaksana pada Kamis (23/5) siang, gara-gara Wakapolres Sabang, Kompol Saiful B Lubis didampingi dua perwira dan lima petugas provos, menghentikannya. Alasannya ketika itu yang didengar warga adalah terhadap polisi dan tentara tidak berlaku hukum cambuk, karena memiliki hukum tersendiri. 

Tapi kemarin, saat ditanyai Serambi, Wakapolres Sabang Kompol Syaiful B Lubis mengatakan, ia tidak bermaksud mencegah eksekusi pada Kamis lalu itu, melainkan hanya ingin meminta Irwanuddin pulang untuk mengganti pakaian dinas Polri dengan pakaian biasa.

Ia juga menyayangkan ketika anggotanya itu akan dicambuk, tapi tidak pernah diberitahukan pihak kejaksaaan, baik secara lisan maupun tertulis, ke Polres Sabang. Menurut Syaiful, malah dia sangat mendukung penegakan syariat Islam di Aceh, termasuk eksekusi cambuk bagi anggota kepolisian yang bersalah. 

“Waktu itu saya yang perintahkan agar Irwanuddin diproses lanjut dan dilimpah ke kejaksaan dan mahkamah syar’iyah, saat ditangkap berjudi dengan dua sipil lainnya. Cuma kenapa hal ini tak pernah dikoordinasikan ke kami sebagai pimpinan? Jangankan salinan putusan sidang tertulis, secara lisan saja tak pernah diberitahukan.” 

Ia juga menilai ada keganjilan. Sidang oknum polisi itu bersama dua pelanggar lainnya dilaksanakan pada Kamis, 23 Mei 2013, sekira pukul 10.00 WIB. Tapi sekira pukul 11.00 WIB langsung akan dieksekusi cambuk. “Persoalannya siapa yang jamin bila tiba-tiba menjelang Irwanuddin dicambuk, muncul gejolak keluarga atau rekan seangkatannya. Siapa yang bisa membendungnya? Sementara kami dari kepolisian tidak pernah diminta pengawalan,” pungkasnya.

Ia mengaku tahu anggotanya akan dicambuk bukan secara disengaja, melainkan pada saat pulang untuk makan siang. “Begitu lewat di depan masjid, saya lihat orang ramai-ramai dan saya tanya pada anggota Satpol PP. Mereka jawab, ada polisi yang akan dicambuk. Wah, kok saya nggak tahu? Itu saya pikirkan waktu itu. Lalu saya telepon provos untuk mengecek eksekusi itu,” sebut Syaiful.

Begitu ia tahu Irwanuddin datang ke lokasi eksekusi mengenakan seragam dinas, spontan ia minta anggota provos agar mengkoordinasikan dengan kejaksaan agar yang bersangkutan dibawa lebih dulu ke polres untuk mengganti pakaian dinasnya. “Saya pikir, setelah pakaiannya diganti lalu dibawa lagi ke lokasi untuk eksekusi. Tapi ternyata tak jadi dibawa, mungkin karena penyelenggara eksekusi telanjur bubar,” ujarnya.

Syaful mengaku masih mengganjal di hatinya tentang pernyataan saksi mata yang mengutip ucapannya bahwa hukuman cambuk tidak berlaku bagi polisi dan tentara. “Itu tidak pernah saya ucapkan. Kami yang tangkap dan kami yang serahkan ke jaksa kok. Kalau memang kami tidak dukung, untuk apa kami serahkan dia ke jaksa?” ujar alumnus IAIN Sumut angkatan 1991 itu. (mir)

Wednesday, May 29, 2013

KELAB GREENBOC: Isteri Safwan Berdiri Teguh Dengan Pendirian Suami...

KELAB GREENBOC: Isteri Safwan Berdiri Teguh Dengan Pendirian Suami...: S uami saya memperjuangkan kebenaran, suami saya bukan pesalah. Semalam kami diserbu oleh 15-20 orang polis di kawasan parking di kediaman. ...


Suami saya memperjuangkan kebenaran, suami saya bukan pesalah. Semalam kami diserbu oleh 15-20 orang polis di kawasan parking di kediaman. Rasa terkejut diserbu seolah-olah penjenayah dan rasa sedih disebabkan beliau didakwa hari ini atas kesalahan yang tidak beliau lakukan masih tak hilang.

Dalam keadaan mengandung, emosi, mental dan fizikal cukup berat menghadapi dugaan sebegini besar. Turun naik mahkamah, berkejar ke sana sini, bekerja, tak hirau masa makan dan berehat, saya tak mampu berdiri sendiri tanpa sokongan. Hasbunallahu wani'mal wakeel.

"Hari ini suami saya sanggup masuk ke dalam penjara dan menolak sebarang jaminan untuk memprotes kezaliman dan kebatilan yang terus berlaku dalam negara hari ini. Dan saya sanggup berkorban dengan menerima keputusan beliau. Semoga kami terus diberikan kekuatan.

Mohon solidariti malam ini jam 8 di hadapan Penjara Sungai Buloh. Jangan biarkan suami saya keseorangan." Isteri Safwan Anang.

-JANGAN BIARKAN SAFWAN KESEORANGAN-


Safwan Anang enggan diikat jamin



Salah seorang aktivis yang ditahan di bawah Akta Hasutan semalam, Safwan Anang dari Solidariti Mahasiswa Malaysia (SMM) enggan diikat jamin.

Menurut Presiden Persatuan Mahasiswa Islam Universiti Malaya (PMIUM) Mohammed Bukhairy Mohammed Sofian, semasa pendengaran perbicaraan, Safwan menyatakan bahawa beliau tetap menjunjung sistem raja berperlembagaan serta menghormati undang-undang dan keputusan mahkamah.

Namun apa yang mendukacitakannya ialah seluruh sistem di negara ini telah menjadi tunggangan untuk kepentingan politik Umno-Barisan Nasional (BN), kata Bukhairy dalam satu kenyataan media hari ini.

Menurut Bukhairy, Safwan sempat menyampaikan tiga pesanan penting untuk disampaikan kepada seluruh rakyat Malaysia:

* Penahanan dan dakwaan ini bermotifkan politik. Tindakan saya ini sebagai protes dan memberi signal penolakan terhadap salah guna kuasa untuk kepentingan hayat Umno-BN.
* Tindakan saya juga demi sayangkan negara dan ingin memulihkan demokrasi yang makin tenat.

* Ini juga mesej jelas kepada anak muda bahawa kita benar-benar serius perjuangkan hak kita. Saya di dalam tetapi saya yakin kalian di luar sana tetap akan terus bangkit berjuang lawan penipuan!


Menurut Bukhairy, demi menyelamatkan demokrasi yang kian nazak di Malaysia, Safwan rela untuk terus dikurung di lokap. Safwan juga rela berhadapan dengan polis dan SB sepanjang di dalam lokap nanti.

Tiga lagi aktivis yang ditahan semalam ialah pemimpin ABU (Asal Bukan Umno) Haris Ibrahim, Naib Presiden PKR Tian Chua dan bekas Ahli Parlimen Batu Berendam Mohd Tamrin Abdul Ghafar.

Mereka telah ditangkap untuk siasatan dibawah Akta Hasutan berhubung dakwaan ucapan mereka pada program Malam Anak Bangsa Malaysia pada 13 Mei lalu.

Hari ini kesemua mereka telah dibawa ke mahkamah untuk dibaca pertuduhan. Mereka semua tidak mengaku bersalah dan masing-masing dikenakan ikat jamin sebanyak RM5,000
 -FMT

Safwan tolak ikat jamin, lawan PM minoriti dari lokap

Safwan Anang yang dilokap semula kelmarin ekoran didakwa menyemarakkan Blackout505 menolak dari diikat jamin pagi tadi, kata pengasas SAMM che'GuBard.
Safwan, pemimpin mahasiswa itu berkata beliau pilih risiko itu sebagai memprotes terhadap 'perdana menteri minoriti' Datuk Seri Najib Tun Razak yang didakwa memperkuda sistem demokrasi hatta memincang PRU13.
"Isunya PRU yang pincang...dia (Safwan) minta anak muda tolak politik kepentingan sempit dan bangkit. Dia kini dibawa ke Sg. buloh," WhatsApp che'GuBard.
Lanjutan itu, che'GuBard atau nama sebenarnya Badrul Hisham Shaharin berkata, satu himpunan aman sebagai solidariti untuk Safwan dilancarkan malam ini di perkarangan Penjara Sungai Buloh, Selangor.
Dalam perkembangan berkaitan, aktivis hak asasi Harris Ibrahim dan Tamrin Tun Gafar (bekas Exco Pemuda Umno Malaysia) turut ditangkap sekali lagi pada hari yang sama dengan Safwan.
Siri-siri himpunan aman Blackout505 yang dilancarkan sejak 8 Mei lepas di seluruh negara sebagai reaksi pada penipuan pilihan raya yang membabitkan Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) dan Umno BN. -END

Sumber:  http://faqar.blogspot.com/2013/05/safwan-tidak-ikat-jamin-lawan-pm.html

Tuesday, May 28, 2013

Anwar mengakui ada membuat perjanjian damai dengan Najib

Jamilah Kamarudin

Kongres PKR ke 9
PETALING JAYA: Ketua Umum PKR Datuk Seri Anwar Ibrahim mendakwa Perdana Menteri Datuk Seri Najib Razak daripada awalnya melanggar perjanjian damai bagi menghormati keputusan Pilihan Raya Umum ke-13 (PRU13).
Anwar berkata, perjanjian itu yang ditandatangani antara dirinya dan Najib tidak lagi dianggap terpakai selepas berlakunya penipuan dalam berkempen, tiada akses kepada kebebasan media dan pilihan raya yang adil seperti mana tuntutan Bersih sebelum ini.

“Tak perlu nak cari kesalahan orang lain jika Najib sendiri yang melanggar syarat (perjanjian damai) tersebut.

“Kita sudah tandatangan syarat yang ditetapkan tetapi ia tidak berlaku,” katanya kepada pemberita selepas upacara penutup Kongres PKR ke-9 di Dewan Sivik Majlis Bandaraya Petaling Jaya (MBPJ) di sini hari ini.

The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bekas Naib Presiden Indonesia Jusuf Kalla mendakwa Anwar telah mengingkari perjanjian itu yang digerakkannya pada April lalu, sebulan sebelum PRU13 diadakan.

Perjanjian tersebut meminta komitmen kedua-dua pihak mengelak daripada menyerang antara satu sama lain secara peribadi semasa berkempen dan menerima sebarang keputusan pilihan raya.

Jusuf dilaporkan berkata, beliau telah menghubungi Anwar sehari selepas PRU13 dan meminta Ketua Pembangkang itu supaya menghormati komitmen dan ‘melihat realiti’.

“Kami mempunyai komitmen, tetapi mereka berkata, tidak, tidak, tidak, tidak,” jelas Jusuf.

Bersemuka

Sementara itu, Anwar menafikan beliau pernah bersemuka dengan Najib, sebaliknya perjanjian ditandatangani berasingan selepas mendapat nasihat daripada pemimpin tertinggi Pakatan Rakyat.

Katanya, beliau akan bersemuka dengan Jusuf dalam masa terdekat bagi menjelaskan perkara sebenar.

Dalam perkembangan yang lain, Anwar mahu Selangor mewujudkan satu jawatan baru dalam Pejabat Menteri Besar bagi Setiausaha Agung PKR Datuk Saifuddin Nasution mengendalikan ‘political liaison’.

Jawatan itu menurut Anwar akan mengendalikan hal ehwal politik dalaman negeri sekaligus membantu Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim tanpa mencampuri urusan pentadbiran awam atau syarikat berkaitan kerajaan (GLC).

Katanya, jawatan itu juga bagi melicinkan hubungan antara kerajaan negeri dengan program yang melibatkan parti Pakatan, dan proses pelantikan Saifuddin itu akan diserahkan kepada Khalid untuk dilaksanakan dalam masa terdekat.

SULIT...SULIT...

Seakan terkejut aku bila mendengar ada pertemuan sulit antara DSAI dengan Najib... Disaksikan oleh Jusuf Kala dari Indonesia... Ia terdedah juga apabila media antarabangsa melaporkannya... Aku tak pasti apakah DAP dan PAS mengetahui berhubung pertemuan tersebut...  Tiada komen setakat ini...

Bagi aku tak salah pertemuan itu jika bertujuan kebaikan... Namun ada pihak yang suka melihat sesuatu yang sulit itu sebagai salah dan berniat jahat. Namun aku cuma nak tanya... apakah yang sulit dan salah itu hanya jika ia dilakukan oleh Ulama... 

Dan tak salah jika dilakukan oleh bukan Ulama... Istimewanya DSAI...?? aku nantikan komen dari kome...

Jangan bagi macam macam alasan... aku cuma kata apabila ianya sulit...kerana ada orang yang suka berhujjah bahawa ia tak sepatutnya dilakukan secara sulit...!!! itu hujahnya... tak payah bagi jawapan kepada aku tujuan pertemuan... itu boleeh dijadikan alasan..

Apabila ada pimpinan PAS yang berjumpa umNo maka hangpa kata UG... Nak khianat PR... biarpun ulama telah menjelaskan tujuan tersebut...maka hujah popularnya ialah... MENGAPA SULIT... MENGAPA SECARA BERSEMBUNYI???

Nah...sekarang terdedah pertemuan DSAI secara sulit..SULIT...BERSEMBUNYI... apakah ini tidak dikatakan khianat?? apakah disebabkan ianya DSAI atau bukan Ulama maka segalanya betul...

Bagi aku sesuatu yang bersifat strategi sememangnya tak perlu diberitahu secara umum... Kalau semua pengikut nak tahu ...susah le... Kalau nak tahu juge ...jadi le pemimpin... Jangan bagi alasan.. PENYOKONG DAN AHLI BERHAK TAHU...!! setiap kedudukan ada peranan dan tahap meklmat yang perlu diketahui... sebab itu dalam Islam ada istilah wala'  malangnya ada yang mengatakan wala' tu macam candu... inilah pemikiran komunis yang kata agama itu candu..

aku belum nak berhujjah bahawa terbukti semua yang DSAI buat tak salah... Yang pimpinan Ulama PAS buat semuanya salah... Ko tunggu ulasan aku kalau ko terus serang pimpinan aku.. wahai Samsul...  Jangan ingat dah jadi MP ko boleh buat ikut suka ko.

follow on fb

share

Share |

BLOGGER PERAK

BLOG BLOG PANAS

BLOG PIMPINAN PAS/PR

BLOG MUSLIMAT

Blog Masjid

Blogroll

Archives

Related Posts with Thumbnails

Header bergerak